Hujan,
adalah saat pertama kali aku bertemu dengannya, di halte yang sepi ini menjadi
saksi pertemuanku dengannya. Saat itu aku lupa bus apa yang harus kunaiki untuk menuju rumah saudaraku karena ini pertama
kalinya aku ke kota,
lalu aku bertanya padanya. Pada seorang gadis cantik yang berdiri disebelahku.
Dengan sangat ramah dia menjawab pertanyaanku dan memberitahuku bus mana yang
harus kunaiki.
Dia
terlihat sangat menarik dan sepertinya dia orang yang baik. Ingin sekali aku
berbincang dengannya dengan lebih lama, namun bus yang harus kutumpangi sudah
tiba dan aku tak memiliki waktu yang lebih banyak lagi, jadi kutinggalkan dia.
Saat menaiki bus itu, entah mengapa pandanganku seperti tak mau melepaskannya,
aku terus memperhatikannya sampai bus melaju menjauhi halte dan aku tak bisa
lagi melihat bayangnya yang tetap berdiri di halte tersebut. Ketika aku
memandangnya, sempat dia tersenyum padaku dan aku merasa sesuatu dalam hatiku,
detak jantung yang tak beraturan membuat wajahku terasa panas. Dan setelah itu
aku tak bisa menghapusnya dari ingatanku sampai aku bertemu saudaraku.
Esoknya,
hujan kembali mengguyur tanah ini. Aku baru saja pulang dari rumah saudaraku,
dan saat itu aku kembali melihatnya baru turun dari bus dalam keadaan setengah
basah, dia terlihat cemas dan hanya berdiri di ujung halte. Kupikir dia lupa
membawa payung dan aku tahu! Ini kesempatanku!
Aku
dekati dia dan menawarkan diri untuk mengantarnya sampai rumah dengan payungku.
Dan aku sangat beruntung dia mau menerima tawaranku. Dalam hatiku sangat senang
dan aku hampir tidak bisa menguasai kebahagiaan yang kurasakan, kuharap dia
tiak memperhatikan tingkah bodohku ini.
Sepanjang
jalan kami tidak membicarakan banyak hal dan lebih sering tenggelam dalam
pikiran kami masing masing, dia agak pendiam, jadi aku bingung harus
membicarakan apa dengannya. Setelah beberapa menit berlalu aku berfikir, kemudian aku menemukan bahasan apa yang pas,
namun saat itu juga aku melihat ada genangan air yang cukup lebar di sebelah
kami dan ada mobil yang melaju kencang dari depan kami, dengan pemikiran yang
kilat, aku langsung menggunakan tubuhku untuk melindunginya dari cipratan air
yang dibuat oleh mobil itu.
Fiuuh! Ternyata
aku tidak kalah cepat dengan mobil itu, aku berhasil melindunginya dari
cipratan air itu walau akhirnya aku yang harus kebasahan, hehe… seluruh tubuhku basah dan dia
terlihat sangat kaget dengan apa yang aku lakukan, dia memandangiku yang
kedinginan.
Aku
berusaha tersenyum untuk membuatnya lebih tenang, namun senyum yang kubuat
malah membuatnya mengatakan maaf sampai berulang kali dan menawariku untuk
mampir kerumahnya untuk mengganti pakaian ku yang basah, aku menolak, namun
dia terlihat sangat menyesal, dan hambpir menangis. Aku tak tahan melihatnya
hampir menangis seperti itu, maka
aku tak dapat menolaknya lagi.
Setelah
mengganti pakaianku, dia mengundangku untuk menikmati teh hangat yang sudah dibuatkannya untukku
sambil menunggu hujan reda, dan selama kami berbincang, aku memperhatikan
dirinya, sangat memperhatikannya, karena sepertinya aku sudah pernah bertemu
dengannya atau melihatnya jauh sebelum pertemuan kemarin. Namun aku tak tahu
dimana dan
kapan aku pernah
melihatnya atau bertemu dengannya. Membuatku terus bertanya dalam hati siapa
dia sebenarnya???
Hari
ini aku kembali bertemu dengannya di halte di seberangku, dia sedang menunduk dan membetulkan tali
sepatunya yang terlepas. Aku masih terus memikirkan siapa dia sebenarnya dan
kapan kami pernah bertemu karena dia terlihat sangat familiar, namun masih belum kutemukan
jawabannya sampai...
Dia
berdiri tegak dan melihat kearahku, tersenyum dengan sangat lebar dan mulai
melangkahkan kakinya tepat saat ada mobil yang melaju kencang dari arah
kananku. Aku melihat gadis itu dan mobil yang melaju secara bergantian dan
kuputuskan untuk berlari sekuat tenagaku untuk melindunginya, kuharap kali ini
aku masih beruntung dapat melindunginya seperti kemarin.
Dengan
sangat samar kudengar suara rem yang kencang dan berlanjut dengan suara ribut
disekitarku, ku coba untuk membuka mata dan kulihat wajah gadis itu tepat didepan
wajahku dengan ekspresi
sangat kaget dan khawatir, aku berusaha tersenyum untuk menghilangkan kekhawatirannya,
senyum yang sama seperti saat aku terciprat genangan air. Lalu aku merasa
tubuhku sangat hangat dan semuanya gelap.
Aku
ingat kamu siapa nona, kamu adalah...
Tidak!!! Ini tidak boleh terjadi!!! Aku tidak bisa menerima ini
semua!!! Kenapa? Kenapa harus Ethan yang celaka??? Kenapa harus dia yang pergi?
Kenapa lagi-lagi dia
menggunakan tubuhnya untuk melindungku??? Harusnya aku yang berada diposisinya!
Kenapa dia terus saja melindungiku? Kenapa dia harus pergi secepat ini? Bahkan
aku belum sempat mengucapkan kata terima kasihku! Bahkan aku belum sempat
mengatakan betapa aku sangat mencintainya sejak SMA! Bahkan aku belum
mengatakan maaf karena sudah meninggalkannya begitu saja! Bahkan....
Aku sudah tak sanggup membendung air mataku, dan saat ini aku
berdiri disebelahnya, memandangi wajahnya pucatnya yang tersenyum. Apakah kau
bahagia Ethan? Bahagia meninggalkanku seperti ini?
Kau tahu, Ethan? Sejak pertama kali kau melindungku dari hukuman
para senior saat MOS SMA, aku sudah menyukaimu! saat itu kau menggunakan
tubuhmu untuk melindungiku dari siraman air senior karena aku lupa membawa apa
yang mereka minta lalu kau katakan kalau kau yang tidak membawanya dan
memberikan benda itu padaku hingga kau yang harus disiram oleh mereka. Sejak
itu perasaanku semakin lama semakin dalam kepadamu, namun aku tak pernah
berhasil mengatakannya padamu. Kelas kita tak pernah sama, dan kesempatan untuk
kita saling berbincangpun sangat sedikit, namun itu tak dapat sedikitpun
mengahalangi perasaanku padamu.
Baru tiga hari kita bertemu dan kembali berbincang, kini kau
harus pergi lagi, namun satu pertanyaanku, apa kau melupakanku hingga sikapmu
padaku berbeda saat kita bertemu? Atau aku yang terlalu percaya diri bahwa kau
memiliki perasaan yang sama? Ethan, aku ingin kau tahu betapa aku sangat
merindukanmu.
“Nathan
!!!!”
Tiba-tiba aku
mendengar sebuah suara yang sangat tidak asing dari belakangku dan saatku
berbalik, aku melihat hal yang membuatku terbelalak dan tidak percaya dengan
apa yang kulihat! Aku tak bisa bergerak dan hanya memandangi orang yang berdiri
dan terlihat cukup kaget juga melihatku. Cukup lama kami menyadarkan diri kami
masing-masing, namun aku masih belum
memercayai apa yang aku lihat! Ethan? Kalau itu Ethan, lalu yang terbaring
disebelahku ini siapa? Aku terlalu kaget hingga tak dapat berdiri, lalu orang
itu menangkap tubuhku yang lemas dan menatapku, membantuku untuk duduk kembali
ke kursi.
***
Nathan! Kau menemukannya!
Aku tak percaya, aku sungguh tak percaya aku bisa melihatnya
lagi di sini, di hadapanku, di sebelah Nathan! Dia gadis yang sangat aku cintai
sejak SMA. Dan terakhir kali aku melihatnya yaitu saat perpisahan sekolah lima tahun lalu. Dia menggunakan gaun
yang sangat cantik, namun saat itu aku perasaan itu dalam hatiku, dan aku tak
menyangka bahwa Nathan akan menemukan orang yang sangat aku cintai itu dan
membawanya kehadapanku walau dengan cara yang sangat tragis. Aku tak tahu harus
merasakan apa, sedih karena ditinggal saudara kembarku, atau senang karena
kembaranku lah yang mempertemukan aku dengan cinta yang selama ini aku cari? Nathan, aku tak tahu harus mengatakan apa padamu selain terima kasih yang
sebesar besarnya kepadamu. Dan senyuman terakhirmu ini membuatku paham dengan
maksudmu.
Aku
sangat mencintaimu kembaranku. Aku tak tahu apa yang dapat kulakukan untuk dapat
membuatmu kembali padaku.
Kau
selalu memintaku untuk tidak bersedih, dan aku telah berjanji padamu,
Tak
akan pernah bersedih.
Aku
tahu kau tak suka melihat air mataku, juga wajah sedihku,
Tapi
kehilanganmu... tiba-tiba
seperti ini...
Nathan....
Apa
ini alasanmu memberikan hadiah terakhir yang sangat indah di hari kita?
walau
kau tahu, tak akan pernah cukup bila tanpa dirimu.
Dan
aku tak akan bisa memberikanmu apapun,
Selain
do’a ku yang tak akan pernah henti.
Selamat
ulang tahun, Nathan.
Dan,
kau akan selalu hidup, bersamaku, di dalam hatiku.
Karena
jiwamu, jiwa kita, akan selalu bersama, benarkan, Nathan?
Kau
hanya pergi untuk sementara, ya, kan Nathan?
kau
akan menungguku disana, ya, kan Nathan?
Selamat
ulang tahun, Nathan ku yang tersayang, terima kasih atas hadiah yang kau
berikan, kan kujaga dengan baik.
Karena
kau adalah hidupku... Nathan.. dan aku akan terus hidup, untuk menjaga yang kau
tinggalkan.
-Ethan
***
Aku tahu, dan kini aku sadar tentang siapa dirimu sebenarnya nona, ternyata kau adalah cinta pertama kembaranku.
Aku tahu, kamu memang pantas kulindungi.
Ethan aku menemukannya!
kini giliranmu yang menjaganya,
kau ingat janji mu untuk tidak bersedih, kan?
Jangan bersedih saudaraku, aku tak akan meninggalkanmu,
karena aku ada di hatimu, selamanya..
jagalah dia, cintai dia...
Ethan,, ku percaya bahwa kau bisa...
- Nathan
The
End_
by: Pheb
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon