Bejana dalam perjalanan

Days after Next Day

kami bertemu lagi, kali ini dengan kesengajaan.
temanku menceritakan tentang pria ini dan kekurangannya. aku terkejut, namun tidak perduli. entah kebodohanku atau memang aku putus asa hingga aku memutuskan untuk bermain bersamanya. memasuki lebih dalam gurun pasir yang dia sediakan walau aku tahu aku akan merana di dalamnya.
aku sudah bisa merasakannya bahkan sebelum aku melangkah masuk kedalam gurun pasir. tapi aku tak peduli, aku putus asa, aku ingin bermain, dan kurasa dia tempat yang lebih baik dari pada kehampaan.

selama perjalanan, aku tak terlalu menghiraukan karena aku hanya memperhatikan sekitarku, mencoba mepelajarinya dan bertahan agar tidak terjatuh.

aku terus menjelajahi gurun pasir yang terasa mulai panas, sendirian.
dan dia, memegang bejana air milikku
kadang dia datang, dan berjalan bersamaku, kadang dia juga menghabiskan waktu bersamaku.
saat dia bersamaku, aku merasa tak lagi panas, dan semakin mengetahui tentangnya, aku semakin tertarik untuk terus bermain dengannya. dan temannya temanku mengatakan, bahwa dia hanya memperalat, karena dia juga seorang yang suka bermain. dia menggunakan bejana airku sebagai alat pancingnya. membuatku ingin mengikutinya agar bisa  menikmati bejana airku.

ku sadari satu hal saat itu...

betapa pintarnya dia, dan betapa lemahnya aku...

karena sampai kini,dia masih memegang bejana air itu.


Pheb_
Previous
Next Post »