Unexpected Bromo Part 1: Masih di Jogja

Hi guys, kali ini gue akan membagi pengalaman gue ke Bromo bulan Desember tahun lalu. It was very unexpected. Sebenernya rencana ke Bromo bukan rencana dadakan, tapi bukan pula rencana yang matang. Ide ke Bromo bermula dari celetukan Mba Indri (salah officemate gue) yang pengen banget kesana. Setelah melalui beberapa pertimbangan akhirnya kami (gue dan mba Indri) sepakat untuk mengunjungi, yang katanya, the most epic sunrise view.
Ekspetasi sunrise (via google image)

Seperti biasa sebelum melakukan perjalanan, gue selalu melakukan riset tentang bagaimana cara menuju kesana, akomodasi, angkot, dan berbagai macam printilan yang harus disiapkan. Lebay emang ahaha, tapi percaya deh sama gue, kalau kalian riset dulu sebelum berangkat pasti ga akan nyesel nantinya.

Oke, lanjut. Pertama yang gue lakukan adalah mencari rute menuju ke Bromo. Ada beberapa alternatif menuju ke Bromo, yang pertama melalui Malang dan kedua melalui Probolinggo. At first, tanpa melakukan riset mendalam mengenai masing-masing jalur, gue memilih ke Bromo via Malang. Next, gue cek tiket di situs resmi KAI ternyata rute Pasar Senen-Malang sudah habis terjual (tersisa yang mahal, hiks). Oke, plan B, via Probolinggo. Ternyata juga abis. Damn. Yoweslah coba cek tiket pulang via Malang-Pasar Senen. Alhamdulillah masih banyak kursi kosong. Tiket pulang, booked. Tapi kami masih kebingungan gimana cara pergi kesananya. Ditengah pencarian ilham tiket anggota trip kali ini bertambah satu orang yaitu Berry (officemate gue juga).

"Eh mel gue ke solo dulu bulan Desember nanti ternyata" kata mba Indri keesokan harinya. Terus kami berdua bingung. Pe-er lagi buat gue nyari tiket rute lain. Akhirnya kami putuskan: meeting point di Jogja. "Nah sekalian aja tuh kita sehari-dua hari main ke Jogja plus pantai di kampung (Gunungkidul, sebelah selatan Jogja) lu Mel" celetuk mba Indri(lagi). Wah ide bagus tuh, lengkap sudah trip tahun ini. Ada kota, pantai, dan gunung dalam satu trip dan gue membayangkan it's gonna be an awesome trip I ever had. Jadi gue naik bis ke Jogja sekalian nganterin adik gue yang tinggal disana, mba Indri dari Solo naik prameks ke Jogja, dan Berry berangkat ke Jogja dari Cirebon dan ketemu di Malioboro tanggal 27 Desember 2014. Dari Jogja baru lanjut naik kereta ke Probolinggo.

Pe-er selanjutnya adalah mencari penginapan buat tidur disana (Bromo). Setelah menemukan beberapa kandidat dan telpon satu-satu ke penginapan (rajin banget ya lol), kami tidak menemukan penginapan yang cocok. Alesannya sih klasik, full booked. Sekalinya ada yang available harganya amit-amit, maklum traveller low budget hihi :P 

"Kita kemping (camping) aja yuk" ujar Berry. Okelah, lumayan menghemat biaya penginapan. Pengen nyobain juga gimana sih rasanya camping beneran (sebelumnya gue belum pernah camping). Setelah itu kita lanjut mencari pinjaman perlengkapan camping (tenda, sleeping bag, matras, dll). Beruntungnya banyak teman kantor kami yang punya perlengkapan camping, maklum mereka sering kerja di site. Tiket done, tenda done, tinggal itinerary yang belum dibikin. Begini itin yang gue bikin:
26 Desember : Ketemu di Malioboro pagi-pagi lanjut city tour Jogja, sorenya capcus ke Gunungkidul.
27 Desember : Explore di Gunungkidul.
28 Desember : Explore Gunung api purba Nglanggeran
29 Desember : Ke Jogja -> Probolinggo
30 Desember : sampai di Probolinggo lanjut naik ke Bromo
31 Desember : menuju Malang
1 Januari : Explore Malang (museum angkut) lalu sorenya pulang ke Jakarta

Ada satu yang kelupaan ternyata pemirsa, gimana caranya dari Jogja ke Probolinggo? -_- gue harus cari info lagi sepertinya hadeh. Sialnya setelah ketemu rute Lempuyangan-Probolinggo tiketnya udah abis (lagi). Ada alternatif lain ke Probolinggo yaitu menggunakan bus. Tapi karena si Berry gak bisa naik bus maka kita mencari alternatif kereta. Akhirnya setelah berpusing-pusing ria kami menemukan jalur kereta ke Probolinggo tapi via Surabaya Gubeng. Yoweslah ya daripada gak dapet sama sekali.


Selidik punya selidik ternyata bulan Desember bukan waktu yang tepat untuk mengunjungi Bromo. Kenapa? Karena bulan Desember adalah musim hujan. Kalau beruntung bisa dapet sunrise, tapi mostly pasti isinya kabut mulu. Bad news no. 1. Ya kita lihat nanti aja deh ya.

26 Desember 2014 gue berangkat menuju Jogja bareng adik gue seperti yang sudah gue bilang diatas tadi. Lagi enak-enak tidur dijalan, tiba-tiba ada sms masuk isinya: Mel, bad news nih. Gue gak bisa ikut kayanya, alergi gue kambuh. Jreng jrenggggg, mba Indri ga bisa ikut. Yahilah dia yang ngajakin, dia yang gak bisa ikut. Meh bad news no. 2 :/
Tiket bus Maju Lancar JKT-JGJ 120.000 IDR (kelas utama)
Kereta Progo PSE-LPN IDR 75.000 IDR

27 Desember 2014 pagi gue sampai di Jogja dan langsung menuju Malioboro. Kelaperan. Berry pun ga muncul batang hidungnya. Gue putuskan buat cari sarapan sendiri disekitaran malioboro. Banyaknya pilihan untuk makan membuat gue bingung mau makan apa. Sebenernya gue pengen makan pecel yang didepan pasar beringharjo tapi ruaamee banget tempatnya. Jalan kesana kemari menghirup aroma soto membuat gue berpikir kayaknya enak nih makan soto. Yep, you know what's next, gue putuskan makan soto. Tapi ternyata rasanya tak seenak aromanya, murah sih tapi gak recomended lah.
Soto: 10.000 IDR

Akhirnya orang yang ditunggu dateng juga, kita lanjut city tour. Ekspektasi: Benteng vredeburg -> keraton -> alun-alun. Kenyataan: kami cuma bisa ke Benteng Vredeburg. Karena capek bawa carrier yang segede gaban plus tenda yang berat. Setelah itu kami putuskan untuk lanjut naik bus ke Gunungkidul dari terminal Giwangan. Tarif bus Jogja-Gunungkidul 20ribu aja, padahal kalo orang lokal cuma bayar 10ribu -_- Setelah sampai di rumah mbah gue, kita langsung makan dan istirahat, memikirkan bagaimana rencana kita selanjutnya tanpa mba Indri.
Tiket Benteng Vredeburg : 2.000 IDR

Esok harinya (28 Desember 2014) gue dan Berry memutuskan untuk mencoret gua Pindul dari list dan langsung menuju Pantai mengendarai motor (hasil pinjeman sama pak lik). Tadinya sih kami (gue, ade gue, dan Berry) berencana lewat jalan rahasia biar gak kena tiket retribusi masuk pantai, ternyata diujung jalan rahasia itu ada petugas yang nyegat kita. Yasudah bayar aja ya sebagai warga yang budiman cuma 10ribu kok. Di Gunungkidul itu banyak banget pantai yang bagus. Dari sekian banyaknya pantai kami memilih pantai Sarangan dan Slili. Fyi: kedua pantai ini yang gak terlalu ramai pengunjungnya, jadi serasa private beach. Sebenarnya masih banyak pantai yang mau dieksplore tapi karena kita udah keabisan duit puas main di dua pantai itu kita akhirnya pulang.
Retribusi pantai : 10.000 IDR/orang
Parkir : 2.000 IDR/motor per pantai
Sewa saung (pantai Slili) : 20.000 IDR/saung
A photo posted by メリヤンチナ (@meliyantina) on



Hari ketiga (29 Desember 2014). Karena kita mencoret Gua Pindul dari itenerary di hari ketiga ini gue gunakan untuk beberes alias nyuci baju haha. Bingung mau ngapain, akhirnya kami mengunjungi sawah yang gak jauh dari rumah si Mbah. Malamnya kita istirahat buat persiapan perjalanan besok menuju Bromo. 


Besokannya (30 Desember 2014), gue dan Berry siap-siap menuju Jogja ke Stasiun Lempuyangan. Kami sampai di Jogja ternyata masih lumayan siang. Jadi, masih ada sedikit waktu untuk mengunjungi alun-alun selatan karena kereta yang akan kami naiki berangkat pukul 19:23. Tapi, diperjalanan menuju alun-alun kami sempat nyasar dan karena nyasar itu pula terjadilah perselisihan. Walaupun berselisih akhirnya sampai juga di alun-alun selatan (tapi tetep marahan, kayak abg) dan gue sempat berpisah sebentar untuk ke toilet. Terus pas Berry udah nemuin gue tiba-tiba gue dilempar pake tenda! Yep, tenda dan itu berat. Thanks Ber grrr. Untung ga kena mahahah :v Udahlah ya, daripada berantem terus mending damai aja, damai itu indah sob.
Bus Gnkidul-Jogja : 15.000 IDR
Transjogja : 3.000 IDR
Becak : 10.000 IDR
A photo posted by Berry Puji Prayogi (@berrypuji) on


Sesampainya di stasiun kita bingung lagi mau ngapain, masih jam 18:00. Yaudah mending waktunya dimanfaatkan buat ngecharge hp. 19:00. Akhirnya dikit lagi keretanya datang, pikir gue. 19:30. Loh mana ini keretanya, ah paling delay beberapa menit lagi. 20:30 Tiba-tiba ada pengumuman bahwa kereta Gaya Baru Malam (Lempuyangan-Surabaya Gubeng) delay sampai jam 21:15. Bad news no. 3. Alamakjan -.-
Tiket kereta Gaya Baru Malam : 55.000 IDR

Penasaran lanjutannya? Stay tuned. Oke? oke sip.
Previous
Next Post »

2 comments

Write comments
Meliyantina
AUTHOR
June 19, 2015 at 9:02 AM delete

Bad news no. 4 di post selanjutnya ya mas hehe

Reply
avatar