Pake Jilbab? Duh... Harus ya??

Judulnya norak ya?
Emang, yaudah sih. namanya juga nyari kontroversi. hehehe

Denger berita, Liat berita, baca berita, bisik bisik tetangga, dan kabar kabar burung berseliweran, tentang sesembak yang baru saja hijrah dari jilbabnya, rasanya saya ingin angkat bicara juga.
Tapi masalahnya pengetahuan saya pun minim untuk ikut angkat bicara. Lagipula siapa saya juga ikut ikutan, kenal juga gak yekaan?
Tapi sebagai seseorang yang pernah melalui hal yang sama, dan mungkin merasakan hal yang sama, saya ingin sedikit berbagi.
Makanya untuk masalah ini, saya hanya akan bahas sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang secetek kubangan di jalan.

"Duh, lemah banget sih, gitu aja lepas jilbab."
"yaa kalo kuat saya ikut pro-wrestling mba."
"Kok kamu gak istiqomah?"
 "namanya juga manusia mba. Aku bukan Nabi yang bisa sempurnaa~ Ku tak luput dari dosa~"
"Kenapa lepas jilbab? sayang loh..."
"yaaahh.. di sayang doang gak di pacarin. EH!!"
"Kamu cantikan pakai jilbab loh."
"Saya gak cantik, tapi saya pengen ganteng! EH LOH!?!"
"Emang kamu ada masalah apa sih sampe lepas jilbab?"
"Masalah mah ada aja mba banyak, namanya juga idup, yekali saya ceritain atu atu, situ bisa bantu ape? kalo cuma biar tau gosip terbaru saya mending coba tanya tetangga sebelah noh! dia lebih apdet"
"Kamu pindah agama?!"
Degh! Ugh! Waahhh! YA ENGGAK LAH! ye kali lepas jilbab bisa langsung disimpulin saya lepas agama saya yang nempel dari saya belom diberojolin emak!

Kutipan tadi bisa dibilang sedikit dari banyaknya pertanyaan yang di lanturkan begitu mereka melihat saya tanpa selembar kain penutup kepala yang biasa sudah menyatu dalam pakaian sehari hari alias jilbab. sebenernya masih banyak, tapi anggap aja yang paling mainstream itu yaa yang diatas. (Jangan anggep jawaban saya yang tulisannya miring itu yang saya jawab. itu cuma dalam pikiran saya.) Ketika pertanyaan itu datang, kebanyakan tidak saya jawab, tapi saya senyumin atau saya alihkan pembicaraan, ada yang saya jawab tapi dengan bahasa halus.

Karna sebenernya kalo ditanya begitu, saya juga bingung mau jawab apa, kalo di terangin bisa berbusa, tapii sama aja nyebar aib sendiri, atau gimana yaah.. susah di jelasin sih intinya kalo ditanya kenapa lepas jilbab.
Karna semua pada dasarnya pada masalah hati.

Dari beberapa orang tua yang saya infokan sebelum saya lepas jilbab, semuanya memberikan ekspresi yang berbeda.
Tipe 1. Cuma mempertanyakan "Kamu yakin? Kalo udah yakin yaudah."
Tipe 2. Ceramah dadakan 1 jam
Tipe 3. Menyalahkan pergaulan dan lain lain (intinya kurang setuju)
Tipe 4. "Oh, Yaudah kalo emang itu pilihan dede."
Tipe 5. Mempertanyakan terus alasan dan keyakinan walau sudah dijelaskan setiap kali bertanya.

Tapi yang paling saya seneng dari beberapa tipe diatas yaa yang Tipe 1 dan tipe 4 (Yaaeyalaah~)

kata abang saya "Gapapa dia begitu, namanya juga anak muda, kemaren kan pake jilbab juga karna ada alasan, sekarang juga pasti ada alasan, selama dia masih inget sama peraturan kewajiban utama Rukun Islam dan Rukun Iman, selama dia masih patuh dan gak macem macem, yaudah biarin aja. Asal dia gak nyampe jadi orang munafik. Percuma dia jilbab tapi hatinya gak bener, hatinya gak seneng, malah jadinya gak bersyukur. Biarin aja dia, Tanggungan dosa kan udah punya dia sendiri, Kita sebagai abang cuma bisa ingetin, kalo dia nya gak mau ya dosa sendiri, kan dia udah baligh, udah tau mana yang bener mana yang salah. Kita juga sebagai abang ya ingetin aja terus kewajiban dia sebagai muslim. Selama di hatinya masih ada Allah, dan cuma Allah."

Itu yang paling sayang inget dari abang saya yang bisa dibilang membela saya waktu yang tipe 3 dan 5 terus mempertanyakan saya. Dan syukur nya, Mereka paham setelah dijelasin sama Abang saya yang Tipe 1 ini.


Pake Jilbab? Harus ya?

"IYA HARUS BAGI SETIAP MUSLIMAH YANG MENGAKU ISLAM!"

Ada ayatnya mengenai hal berpakaian seorang muslimah, ada di buku Fiqih Wanita kalo mau tau lebih jelas, bahkan bukan cuma tentang jilbab dan pakaian, bahkan wewangian, tuturkata dan cara berjalan pun ada. Kalian bisa cari tau sendiri ayat dan suratnya di Al- Quran, hadist shahih nya juga ada, atau baca peraturannya di buku Fiqih, atau coba tanya ustadz atau ustadzah terdekat.

Sudah jelas tertera dimana mana tentang jilbab.

Tapi,


Lalu apa setelah memakainya?

Apakah hanya bagian dari pakaian?
Apakah hanya jadi kedok atau topeng untuk menutupi kelemahan hati?
Apakah itu hanya karna "wajib"?
Apakah malah dijadikan alasan untuk ini dan itu?
Apakah bisa dijadikan untuk menutupi tangan-tangan nakal di pojok ruangan bersama sang "Akhi"?
Apakah itu bagian dari tren fashion biar gak dibilang ketinggalan jaman?

Masih banyak pertanyaan lain yang mungkin hadir seiring waktu.

yang pasti,
Apakah aku yang "rusak" begini pantas?
Aku bahkan malu pada selembar kain yang akan menjadi saksi nanti jika aku membawanya ke "tempat" itu.
Aku malu pada selembar kain tipis itu karna aku masih melakukan hal yang dilarang itu, meminum hal yang diharamkan, berfikir hal yang tak di izinkan, berpaling dari apa yang di ingatkan.
Aku malu jika nanti aku tak bisa melindungi selembar kain itu jika turut rusak oleh diriku.

Aku bahkan malu pada TUHAN.
Sungguh.

Mereka bilang, jika dalam keraguan, maka kembalilah pada-Nya Yang Maha Mengetahui.
Berdo'a dan memohon, maka akan dikabulkan.
Tapi jika yang kuinginkan adalah hal yang tak dibolehkan, apa aku harus memintanya juga?

Tuhan itu satu dengan banyak nama.
Dengan banyaknya pandangan ummat kepada diri-Nya

Bagi kalian yang sudah menemukan jawaban tentang siapa kalian, selamat.
Bagi kalian yang sudah memakai jilbab dan tetap di jalannya, bertahanlah.
Bagi kalian yang baru akan pakai jilbab,
Coba tanya lagi, niat apa yang ada di hati kalian?
Tuhan kah?
atau yang lain, karna jika bukan karena Tuhan kalian, perbaiki niat kalian agar tidak menjadi orang yang tidak istiqomah.

Berulang ku jelaskan pada orang orang.
Pakai jilbab memang mudah, namun mempertahankannya di dalam segala cobaan, apalagi melawan hati kalian sendiri itu yang tak mudah.
You are your worst enemy.

Godaan dari luar, kita bisa tutup mata tutup telinga hindari dari mereka,
Cobaan hidup, dengan kembali pada-Nya akan membaik,
Tapi kegundahan hati, jika tak benar kau melihat, maka kau akan terjebak dalam abu-abu.

Pesanku, jika ada yang seperti itu  disekitar kalian,
Ingatkan niat awal mereka, ingatkan jika memang tidak benar.
Tapi, jika mereka tetap bersikukuh,
Biarkan, tugasmu sebagai pengingat selesai.
Karena di akhir perjalanan, semua perlakuan akan masuk ke timbangan.

Iya kan?


Previous
Next Post »