Jalan Singkat di Surabaya

Surabaya, sebenernya bukan tujuan utama dalam wishlist places I have to go before I die (lebay!). Tapi siapa yang nolak kalau tiket pesawat PP dibayarin kantor hahah. Well, ke Surabaya tujuan utamanya meeting kantor, jadi sekalian aja deh ambil extend buat explore Surabaya dan sekitarnya. Yah.. walaupun cuma beberapa hari aja dan gak maksimal explorenya.

Review Hotel (MyStudio Hotel)

Tapi sebelum itu, karena gue cuma extend dan ambil cuti setelah meeting kantor jadi gue cuma dapat jatah hotel sampai meeting selesai. Hiks. Akhirnya sebagai traveller gak modal (kere or whatever you name it) tadinya mau cari couchsurfing-an tapi dengan berbagai pertimbangan akhirnya gak jadi dan ketemu lah satu hotel model dorm (asrama) di daerah stasiun gubeng karena biar deket pas jemput Febri (jemput jam 2 malem lho gue).  Namanya MyStudio Hotel.
Dorm room, capsule hotel MyStudio Surabaya via Tripadvisor

Ternyata ekspektasi gue berlebihan soal hotel ini. Dibayangan gue hotelnya tuh mirip-mirip hotel gue waktu di Vietnam yang satu roomnya hanya ada +/- 10 beds dan room cewek-cowok terpisah walaupun ada mixed dormnya juga. Udah gitu reviewnya juga gak jelek. Sesampainya di hotel dan check in dan gue terpana dengan keadaan room disana: a lot of beds in a room (+/- 30 beds kalo gak salah hitung). It was okay tapi gue lebih kaget ada cowok di ruangan itu , ternyata gak ada pemisahan room antara cowok dan cewek disana (-_-"). Dengan terpaksa gue tetap stay disitu karena gue udah bayar diawal via Traveloka. That's why guys, kalau tulis review hotel/restoran/apapun itu please write a honest review. Jadi orang-orang bisa punya bahan pertimbangan lebih sebelum pergi ke suatu tempat, biar gak rugi juga.
Nah kayak gini pas gue nginep, kalo lagi penuh terkesan berantakan. Entah memang mental orang Indonesia yang gak bisa rapi apa gimana ya

So, tempat ini kurang recomended buat gue. It was okay kalau cuma buat numpang tidur aja. Tapi gue gak nyaman dengan terlalu banyaknya orang di satu ruangan meskipun privasi dan barang bawaan tetap terjaga. Oh, di Traveloka tercantum toiletres adalah satu fasilitas yang bisa kita dapatkan selain sarapan gratis, ternyata gak ada toiletriesnya pas gue kesana hahaha.
Area makan, yg juga jadi area lobi+resepsionis
P.S Sorry ambil gambarnya dari google karena foto asli ada di hp gw dan hp gw ilang (again) 
 

Let's Go Exploring Surabaya and Around!

By the way, cuaca disana puanas banget, jadi siapin sunnies+topi sebelum exploring Surabaya ya! :) Ada apa aja sih di Surabaya dan sekitarnya? Banyaaaak. Tapi dari banyaknya tempat yang bisa gue kunjungi hanya beberapa aja. Diantaranya Bukit Jaddih Madura, Hutan Mangrove, keliling dengan bus gratis dari House of Sampoerna, Museum Santet (yes it's exist for real), dan terakhir Museum Tugu.

Bukit Jaddih Madura

Bukit Jaddih ini letaknya agak jauh ya dari Surabaya, harus nyebrang Suramadu dulu dan dari jembatan Suramadu pun masih agak jauh sekitar 30-45 menit. I have no idea kenapa tiba-tiba bisa muncul list Bukit Jaddih dalam kunjungan gue ke Surabaya.




Sebenernya Bukit Jaddih merupakan tambang batu kapur yang menjadi salah satu pencaharian warga Madura. Tapi karena tempatnya (lumayan) instragramable, Bukit Jaddih ini dijadikan salah satu objek wisata di Pulau Madura. Gak ada loket resmi untuk masuk ke tempat ini, hanya beberapa "pos tiket" dan dipatok 5000/orang. Gak mahal sih, tapi menurut gue lebih baik ada pengelola resmi dari dinas terkait/pemerintah setempat.



Jadi apa yang bisa kita lihat di Bukit Jaddih? Yang ada disini tebing batu kapur dan ada danau kecil berwarna tosca sebagai pusat wisata. Selain kegiatan pariwisatanya, di Bukit Jaddih ternyata masih berlangsung kegiatan pertambangan batu kapur, jadi selain berselfie ria para wisatawan bisa melihat cara bagaimana para pekerja tambang tersebut.

 

House of Sampoerna

Hari berikutnya karena gue bingung mau kemana aja akhirnya diputuskan untuk ikut keliling pakai bus gratis dari House of Sampoerna. Info dari teman, katanya kalau mau ikut tur pas weekend lebih baik booking via telepon terlebih dahulu agar bisa di prioritaskan. Dan ternyata benar aja pas kami sampai disana udah banyak yang antri. Lucky us, walaupun gak sempet booking tapi masih bisa dapet tempat yay!

Wisata yang ditawarkan House of Sampoerna terbagi menjadi 3 bagian waktu yaitu pagi, siang dan sore dengan tempat yang berbeda di setiap tripnya, tapi gue lupa apa aja hehe (cek link dibawah ya).
Karena waktu itu gue ambil trip pagi jadi tempat yang dikunjungi adalah Balai Pemuda, City Hall, dan Museum De Javasche Bank. Tapi karena ada event di City Hall jadi di skip. Hiks.
Penjelasan tempat dari masing-masing tempat yg gue sebutkan diatas bisa didapat dari tour guide saat kalian ikut trip ini ya hihi, mostly sih tentang sejarah bangunan tersebut.

Salah satu koleksi di House of Sampoerna
Setelah kembali dari city trip kami kembali ke House of Sampoerna dan menyempatkan untuk melihat-lihat bagian dalamnya. House of Sampoerna ini dulunya rumah pendiri rokok Sampoerna. Tapi sejarahnya gak berhenti sampai situ aja. Ceritanya panjaaaaang, mulai dari awal mula usaha rokok handmade, lalu sukses, sempat mengalami kebangkrutan dan sampai lah pada Sampoerna yang sekarang.

Selain menjadi museum, House of Sampoerna ini juga menjual souvenir dan yang lebih menarik lagi di bawah toko souvenir terdapat pabrik rokok manual yang masih beroprasi sampai sekarang loh. Tapi sayang, karena datang pas weekend jadi gak bisa lihat pekerja pabrik melinting rokok secara manual. Kalau mau lihat datangnya pas weekdays yaaa.
FYI: More info about House of Sampoerna click here

 

Museum Santet 


Yes, I know sounds creepy huh? Hahaha. Nama resminya sih Museum Kesehatan, tapi masyarakat sekitar biasa dengan nama Museum Santet. Dinamakan Museum Santet karena pendiri museum ini sebetulnya adalah seorang dokter. You know lah yang namanya dokter pasti skeptis dengan pengobatan alternatif apalagi yang berbau mistis kan? Jadilah pak dokter ini mengumpulkan sample-sample pengobatan alternatif mulai dari air celupan Ponari (masih ingat?), paku yang keluar dari tubuh seorang pasien yang terkena santet, sampai boneka jailangkung pun ada lho!



Sebelum dijadikan museum, tempat ini dulunya adalah rumah sakit khusus penyakit kulit dan kelamin. Saat ini selain museum bangunan ini dialih-fungsikan untuk Balai Pengobatan (info dari satpam yang saat itu jaga, cmiiw). Sayangnya saat itu gak bisa masuk untuk melihat kedalam museum karena pada saat itu museum sedang tutup. Tapi kalau ada yang berani lihat videonya ada kok di Youtube, search aja Uji Nyali Museum Santet. Ya, saking horornya ini tempat ini dijadikan sebagai tempat uji nyali salah satu acara televisi.


 

Museum Tugu Pahlawan




Karena letaknya gak jauh dari Museum Santet, gue pun menyempatkan mengunjungi Museum Tugu Pahlawan. Tugu ini dibangun untuk mengenang jasa pahlawan dalam perang 10 November 1945 di Surabaya. Koleksi didalam museum ini ada berbagai tank, senjata serta kamera yang dipakai pada saat perang. Banyak juga diorama yang membantu dalam menjelaskan sejarah perang itu. Selain diorama ada juga mas Guide internal museum yang bisa bantu menjelaskan juga ke kalian, disamping jadi guide museum kali aja bisa jadi guide menuju hatimu *eh hahaha.

Hutan Mangrove 


Mirip dengan hutan mangrove yang ada di Jakarta tapi sepertinya hutan Mangrove Surabaya lebih luas (atau hanya perasaanku saja? 😝 ). Disini selain mangrove ada jogging track, yang lumayan panjang dan nyamuk tentunya huft. Jangan lupa pakai obat anti nyamuk deh kalau kesini. Karena tempatnya lumayan bagus untuk foto jadi hutan mangrove ini sering dijadikan lokasi prewedding.  Untuk masuk ke kawasan hutan mangrove tidak dikenakan biaya (bagian depan), tapi kalau mau masuk ke area jogging track bayar 5ribu perak.
Hmm.. kayanya itu aja penjelasannya ya. 


Selain tempat-tempat yang disebutkan diatas ada juga Jalan Tunjungan yang bisa dijadikan objek wisata saat berkunjung ke Surabaya. Jalan tunjungan ini stylenya vintage banget, banyak bangunan tua yang masih tetap sama bentuknya dari jaman dulu. Ada juga hotel bersejarah yaitu Hotel Orange (sekarang menjadi Hotel Majapahit). Selain bangunan vintage ada dua museum di jalan Tunjungan yaitu museum Siola dan museum Pers Perjuangan. 



Itu aja tempat-tempat yang gue kunjungi di Surabaya, gak banyak ya. Tapi walaupun begitu kayaknya sih gue gak mau balik lagi ke Surabaya (kecuali dibayarin kantor hehe). See you on next trip! :D

Previous
Next Post »