Surat Cinta Untuk Tuan Yang Disana

Teruntuk Tuanku yang Dirindu,

Tuan,
Apa kau merindu juga?

Haha...

Sungguh pertanyaan lancang telah tertulis dari tangan ini,
maafkan aku,
namun sungguh aku telah merindu.

-

I know what I want is forbidden,
I know what I hope is a dangerous,
But,
If what I ask is too much,

Please just ignore it.

-

Namun kesungguhan ku yang merindumu telah merasuki hati dan jiwaku.
Terasa sangat menyakitkan.
Maka kuharap kau tak merasa hal yang sama.

Aku tak ingin rasa sakit yang menyiksa ini turut menghancurkan senyumanmu.

Biarkanlah kisah ini berakhir hanya dengan diriku yang mencinta sendiri.

Biarlah aku sendiri yang merasa dan melihat senyummu dari jauh.

-

Jika memang kebersamaan kita hanyalah akan menyakiti yang lain.
Jika memang penglihatanku kepadamu terbatas,
Maka setidaknya izinkan aku melihat mu sepuasnya dalam mimpiku.

-

That's the least I ask.
That's the last I could hope
From this love. From this hurtful love.
From this sorrowful love.
From this dangerous love about us.

-

Tuanku yang tercinta,
Lupakan kisah singkat kita,
Namun ku mohon, jangan lupakan aku.

Tuanku yang selalu kurindu,
Jika memang harus berakhir, maka berakhirlah.
Jika memang kita tak ditakdirkan bersama, maka berpisahlah.
Namun tetaplah berbahagia.

Tuanku yang sedang disana.
Dihatiku yang terluka.
Kau harus terlindungi dari sakit yang terasa.

Tuanku,
Maafkan aku yang lancang menuliskan kisah tragis ini tentang kita.
Bukan bermaksud menyakitimu atau apapun.
Maafkan lah aku,
Yang mencinta.

Tuanku yang tercinta,
Selamat tinggal kisah kita.

Always love.
F.P.


Previous
Next Post »