Tempat Mainstream di Dieng

Siapa sih yang gak tau Dieng? Setuju banget kan kalau dieng itu luar biasa cantiknya. Yes, I am instantly fall in love with Dieng. Semakin kesini makin banyak wisatawan yang berkunjung ke Dieng dari dalam negeri maupun luar negeri. Saking banyaknya orang yang sudah pernah kesini tempat wisatanya jadi mainstream. Walaupun begitu Dieng punya daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. Oke gue tau kalian bosen basa basi. Baiklah langsung saja kalau begitu

Bukit Sikunir




Salah satu spot sunrise wajib di Dieng adalah Bukit Sikunir. Belum lengkap rasanya kalau ke Dieng gak berburu sunrise. Medan pendakiannya sendiri sebenarnya gak sulit. Tapi apalah buat orang seperti gue, jangankan naik gunung olahraga pun gak pernah haha. Untuk mencapai puncak memerlukan waktu 30-45 menit perjalanan.
*itu adalah waktu tempuh rata-rata untuk orang yang emang badannya, fit, kuat dan semangat, kalo gue dan Aul doang mungkin bisa 30 menit (ceritanya mau sombong), tapi yaahh.. kita menanti rombongan jadi alhasil kita sampe sekitar 1 jam(?) wkwkwkwk

Sebelum sampai puncak ada pos peristirahatan yang ternyata banyak tukang jualannya. Lumayan sih sambil ngaso minum kopi dan makan gorengan buat nambah stamina dan harganya pun standard tempat wisata.
Tips: Bagi kalian yang belum pernah ke Dieng dan gak pernah mendaki gunung, lebih baik cari barengan yang udah pernah kesana. Atau kalo di rombongan kalian sama sekali gak ada orang yang berpengalaman lebih baik menggunakan jasa guide karena ada banyak cabang jalan, terus gelap dan faktor udara, jadi bisa jatuh dan tak bisa bangkit lagi, lalu tersesat dalam lautan luka dalam~ halah apa pulak! Lagipula kalo pake jasa guide bisa jadi tukang foto alternatif ngoahaha.



Sesampainya di puncak gue pikir akan sepi karena bukan hari libur, ternyata telat sedikit bisa-bisa gak kebagian tempat buat liat sunrise. Rame banget. Dan kami sedikit kecewa karena setelah beberapa saat menunggu sunrise yang dinanti tak kunjung datang. Sangat disayangkan pagi itu sangat berkabut. Jadi ini moment mantap dimana kalian cuma bisa foto sama kabut. Berasa foto di studio dengan background putih dan pencahayaan natural. (ha ha ha). So guys, kalau kalian mau berburu sunrise lebih baik datang pas musim panas. Soalnya kalau musim hujan akan banyak kabut. 

Tapi gak lama setelah itu matahari mulai meninggi dan akhirnya terbayarlah rasa lelahnya. Pemandangannya cantik banget! Dengan cuaca berkabut aja pemandangannya bagus banget apalagi kalau pas lagi cerah ya. Untuk kalian yang memang suka banget foto/selfie alay, mungkin kalian gak mau pulang kali.
HTM: 10,000 IDR/person
 

Batu Ratapan Angin

Lanjut ke tempat kedua yaitu Batu Ratapan Angin. Kenapa ya namanya "ratapan"? Anyone know? Apa jangan-jangan karena sering dipakai untuk meratapi nasib ya? Lol. Ini garing banget.  abaikan!
Pemandangan yang bisa di dapat dari batu ini adalah Telaga Warna dengan warnanya yang hijau tosca dan satu lagi err warna apa ya.



Pemandangan di sini gak kalah cantik dengan pemandangan di Bukit Sikunir guys. Tapi pastikan hati-hati melangkah ya saat berfoto di batu yang jadi icon tempat ini karena tempatnya lumayan terjal dan tinggi banget.
HTM:10,000 IDR


Kawah Sikidang

Ketauan kan ya dari namanya, kawah Sikidang ini ya isinya kawah (menurut ngana?haha). Biasa aja sih menurut gue. Tapi ya mumpung lagi di Dieng sekalian aja main kesini hihi. Selain memperlihatkan pemandangan kawah, di tempat ini juga banyak yang jual cinderamata serta jajanan khas Dieng. Ada juga yang jual telur rebus yang direbus di lubang kawah. 



Oh iya kalau kesini jangan lupa menggunakan masker atau penutup hidung sejenis, soalnya belerang itu baunya kayak kentut apalagi di kawah yang which is sumber belerang jadi tambah menyengat baunya >.< 
HTM: 10,000 IDR (+ Candi Arjuna)

Kompleks Candi Arjuna

Candi Arjuna merupakan salah satu bangunan candi Hindu yang berada di kompleks percandian Arjuna. Jadi kalian salah kalau menyebut tempat ini hanya dengan 'Candi Arjuna' karena di dalamnya bukan hanya ada Candi Arjuna tetapi banyak ada juga candi lain sebagai pelengkap Candi Arjuna yaitu Candi Semar, Srikandi, Puntadewa dan Sembrada. Itu aja baru candi yang ada di dekat canti utama (Arjuna).

Gak jauh dari bangunan utama ada  juga candi lain yaitu Candi Setyaki. Kata Mas Andrei (guide kami) menurut peneliti asal Belanda yang berkunjung beberapa waktu lalu, sampai saat ini diyakini masih banyak candi-candi lain yang masih belum terkuak alias masih terpendam dibawah tanah.

Selain candi ada juga bangunan seperti bale/balai/pendopo yang katanya sih dulu itu merupakan tempat belajar. Ada juga sumur kembar yang konon katanya *kalo gasalah* itu adalah sumur kembar ada di pojok kiri dan kanan milik dua saudara anak raja, yang memperebutkan kerajaan tersebut, dan sampe sekarang masih jadi tempat sakral, dan ada beberapa orang yang melakukan "sembahyang" disana. *lagi-lagi kalo gasalah.)
 

Telaga Warna

Nah ini dia telaga yang kelihatan dari Batu Pandang Ratapan Angin. Dari deket warnanya ijo-ijo bikin geli gimana gitu dan sayangnya dibeberapa sudut kedapatan banyak sampah mengapung *EW! Please ya guys, kalau kalian mengunjungi suatu tempat tinggalkan jejak bukan sampah! Gue pikir bakal sepi di sini, karena dari atas gak keliatan orang (yaiyalah! lol), ternyata pas sampe bawah ruame banget. Banyak yang berwisata sama keluarga jadi banyak badut bertebaran disana-sini. Sebenarnya tempat ini cantik sih, tapi karena terlalu ramai orang jadi gak bisa dinikmati dengan khusyuk (halah). 



Di sisi lain telaga terdapat gua-gua yang masih disakralkan. Yang pertama ada gua Semar, gua Semar ini adalah gua yang paling sakral dari gua lain disekitar sini karena gua ini merupakan tempat bersemedi mantan presiden kedua Indonesia aka Mr. Soeharto. Lalu ada gua Jaran. Saat gue mau melangkah masuk ke dalam gua tiba-tiba Mas Andrei menyetop dan bilang "Mbaknya mau langsung punya momongan?" Bwahahahaha. Ternyata gua ini dipercaya bisa membantu untuk memiliki keturunan. Oalah pantesan langsung di stop hahah.

Selanjutnya ada gua Pengantin yang dipercaya bisa mendatangkan jodoh bagi orang yang memasukinya. Tapi tidak terbukti ampuh pada Feb dan Kero karena sampai sekarang mereka masih JOMBLO hahahahaahahahah (ketawa jahat). Sebenarnya masih ada beberapa gua lainnya yang juga disakralkan yang terbukti dengan adanya dupa yang masih terbakar dan bau kemenyan.

Salah satu spot unik di kawasan telaga ini adalah pohon ABCD yang ukurannya besar dan paling tua. Konon, bila ada orang tua yang anaknya belum bisa membaca, memohon kepada Yang Maha Kuasa di tempat di mana batu ini berada maka si anak akan segera bisa membaca (sumber: papan yang ada disitu, bukan wikipedia).
 HTM:7,500 IDR/person


Candi Gatotkaca dan Museum Kaliasa

Sebenernya gue bingung sih mau menjelaskan apa soal candi Gatotkaca ini haha. Yang pasti Candi Gatotkaca ini seperti candi kebanyakan. Hanya saja lokasi candi ini bersebrangan dengan Museum Kaliasa. Di dalam museum Kaliasa ini terdapat bebatuan dan arca dari candi-candi yang tersebar di Dieng. Kalau mau lebih jelas mendingan kalian datang aja kesana haha (males jelasin, lupa-lupa inget). Selain itu di museum ini kalian akan disuguhkan video singkat tentang sejarah Dieng. Saran aja sih dari kami, kalau bisa videonya diperbaharui agar lebih atrakif untuk turis.

Yak! Itu tadi tempat-tempat mainstream yang kami kunjungi di Dieng. Oiya, jangan lupa jika membawa kendaraan pribadi, parkir di masing-masing tempat 5000 IDR. Di Dieng banyak tempat sakral, walaupun kita gak percaya takhayul dsb at least hargai budaya mereka dengan tidak berperilaku dan berkata sembarangan. Dimanapun kalian berada sih sebenernya haha.



Selain yang disebutkan diatas tadi, masih banyak tempat-tempat lain yang bisa dikunjungi di Dieng. Tapi sayang, kami udah tepar duluan dan juga harus menyimpan tenaga untuk perjalanan keesokan harinya ke Bromo yang akan dibahas di jurnal selanjutnya. Babay. Smooch. Love you. Take care.
Previous
Next Post »