Dieng I'm Coming

Perjalanan gue kali ini terbilang perjalanan paling hemat (baca: kere) dibanding perjalanan gue sebelumnya. Tempat yang jadi tujuan trip super hemat kali ini adalah Dieng, Bromo, Batu. And you know what gue abis berapa? Kurang dari 1,5 juta! Atau mungkin ada yang lebih murah dari gue? Boleh di share di comment ya :) 
*Btw, gue, Pheb, abis cuma sekitar 2 juta setengah buat berdua (untuk gue dan Aul).

Alright gue akan mulai cerita dari tempat pertama, so stay tune ya gaes :D

Beberapa bulan sebelumnya gue udah merencanakan trip ini sama Pheb (another contributor on this blog), Aul dan Teguh. Ternyata makin dekat dengan keberangkatan ada beberapa peserta lagi bertambah dari teman kuliah gue yaitu Kero dan doi juga bawa rombongan. Awalnya gue sangsi dengan orang-orang yang belum gue kenal untuk ikut trip gue ini, tapi ternyata mereka orangnya asik dan seru (ini gak bohong lho gengs hihi).
Tips: Makin banyak yang ikut maka akan semakin murah biayanya karena budget bisa di share. Tapi pintar-pintarlah memilih trip partners karena gak semua orang mau diajak susah (beruntung lho gue ketemu mereka yang mau diajak ngegembel hahah)
The Gengs (abaikan orang dibelakang haha)

Dieng

1. How to Get There:

Jakarta --> Purwokerto
Untuk menuju Dieng, kami semua beli tiket kereta ke purwokerto dari satu bulan sebelumnya karena kalau enggak beli dari jauh-jauh hari tiket kereta pasti sudah ludes terbeli. Maklum ya namanya juga kereta ekonomi, saking murahnya tiket bisa habis dalam waktu singkat. Jika kalian kurang beruntung untuk mendapatkan tiket kereta, kalian bisa juga menggunakan bus yang berangkat dari sejumlah terminal besar di Jakarta. Tapi jika kalian memutuskan untuk menggunakan bus, pilih bus yang menuju Wonosobo, bukan Purwokerto ya. Atau denger-denger bisa juga turun di Magelang lalu disambung lagi dengan moda transportasi lain untuk ke Dieng.

Karena jalur kereta yang kami pilih,  jadi disini gue jelasinnya how to get there via kereta ya. Di paragraf sebelumnya sudah dijelaskan bahwa untuk menuju Dieng menggunakan kereta bisa turun di stasiun Purwokerto. Saat itu gue memilih kereta paling pagi yang berangkat dari stasiun Senen yaitu pukul setengah 6. Alasannya biar pas sampai di Dieng masih terang dan bisa siapin tenaga untuk naik ke Puncak Sikunir keesokannya.
P.S: Hati-hati saat berada di stasiun Senen, terlebih lagi saat mengantri untuk boarding (masuk ke peron) karena hengpon gue ilang disitu hiks. 

Purwokerto --> Wonosobo
Sesampainya di stasiun Purwokerto waktu menunjukan waktu pukul 11 siang. Dari stasiun Purwokerto masih harus lanjut ke terminal bus untuk menuju Wonosobo dengan menggunakan angkot G2 dengan tarif 5000 perak, pokoknya tanya sama orang sekitar situ aja angkot mana yang menuju terminal. Lalu di terminal cari bus yang menuju Purwokerto. Jangan kaget ya guys jika sesampainya kalian di terminal ini pasti akan langsung dikerubungi orang-orang yang kayak calo. Tapi ikutin aja mereka karena bus berangkat menunggu penumpang penuh dan busnya gak rebutan penumpang kok. Tarif bus 30K IDR. 
*Disini, kalian harus mulai banyak berdoa.
Tampak dalam bus yang ugal-ugalan
Perjalanan dari Purwokerto menuju Wonosobo ini terbilang perjalanan yang mempertaruhkan nyawa. Serius deh, you know what? Siapin mental, kesehatan jantung, kekuatan menggenggam, dan hafalkan doa apapun yang kalian bisa (doa makan juga boleh) karena selama perjalanan kalian bisa menikmati kanan kiri dengan kecepatan cahaya dan rasa Dufan (?). Kok bisa? Iya dong, ini baru namanya petualang sejati. This is the real My Trip My Adventure (sorry bukan ngiklan). Percaya deh kalian bakal merasakan serunya naik rollercoaster ala Dufan di jalan raya dengan bumbu metromini/kopaja di Jakarta. Kata orang sih no pic/no video=hoax, tapi gimana mau pegan handphone buat videoin kalau pegang diri sendiri aja susah.

Setelah ditelusuri, diinvestigasi dan dikupingi oleh mata-mata terpecaya ternyata...
*sfx: jrengjreng! (zoom in zoom out ala sinetron)
Adegan: kondektur sedang menelpon

wes nang endi? (translate: udah dimana?)
.... (orang disebrang ngomong)
OK
Beberapa jam kemudian si supir berniat berhenti untuk menaikkan penumpang tapi dilarang sama si babang kondektur.
wes ra sah njikok, wong balapan kok! mengko disalip
DANG!

Ternyata bus yang gue tumpangi ini balapan! Gatau persis ya balapan sama siapa, tapi si kondekturnya setiap menit telepon orang dan kasih tau posisi kami saat itu. Damn! Pantesan bawa busnya kayak orang gila! Kebut sana kebut sini. Thanks God, kami sampai di Wonosobo dengan selamat haha. Oiya, bilang aja sama kondekturnya kalian mau ke Dieng, nanti pasti ditunjukin dimana bus yang menuju Dieng mangkal. Tarif bus elf Wonosobo-dieng 20K IDR.
*Jangan lupa bersyukur, kalo perlu sujud syukur kalo kalian gak kena bis beginian.




Sepanjang jalan dari Wonosobo menuju Dieng kalian akan disuguhkan pemandangan hijau kebun-kebun sayur dan buah, satu hal yang enggak mungkin kita lihat di Jakarta. I really love this kind of view, menyegarkan mata menyejukkan hati. Cailah. 
*jangan ketiduran, sayang dilewatin kalo kalian emang darah kota yang jarang keluar kota (like me)

2. Akomodasi

Di dieng itu banyak banget penginapan murah. Tapi gue memilih penginapan Losmen Bu Djono karena reviewnya bagus dari yang gue baca di TripAdvisor. Losmen ini pun mudah di akses dan tidak sulit untuk dicari, tepatnya di depan sign Dieng yang besar itu. Terdapat dua tipe kamar disini, yang pertama kamar dengan kamar mandi dalam dan kamar dengan kamar mandi luar (kamar mandi bersama).
Losmen Bu Djono (Cat Merah)

Ada plus minusnya dari losmen ini. Nilai plusnya staff yang ramah, harganya yang murah dan makanan yang enak. Untuk kamar mandi dalam hanya tersedia 2 kamar aja denga tarif IDR 150K/night. Padahal waktu itu mau booking 3 kamar, tapi ternyata satu kamar bisa diisi lebih dari dua orang, bahkan saat itu gue isi sampe lima orang. Hanya tambah satu extra bed dengan tarif IDR 50K/bed. Penginapan ini juga banyak direkomendasikan oleh turis mancanegara. Staff-nya pun helpful dan friendly bahkan terasa seperti keluarga sendiri. Servis mereka ok banget lah pokoknya.
Selain itu kalian juga bisa sewa motor ataupun mobil plus supir. Karena waktu itu gue bertujuh jadi sewa mobil plus supir seharian sebesar 500K IDR.
Ini kamar sebenernya buat 2 orang, tapi bisa tambah extra bed(50K) dan disii 6 orang
Tapi minusnya, bangunan yang menurut gue udah tua banget, perlu direnovasi dan di cat ulang. Kamar mandinya juga agak licin kalo gak pake sandal swal*ow yang karetnya masih keset (baru banget beli di warung). Kalau kalian mencari kenyamanan selama di Dieng gue sarankan lebih baik cari penginapan lain. Buat gue sih asal bisa buat istirahat dan yang penting murah sih oke aja. Tapi Losmen Bu Djono ini worth to try jika kalian punya budget yang enggak banyak. Oh iya, sebaiknya booking dari jauh-jauh hari deh, karena akan full booked kalau kalian pesan mepet, penginapan ini laris banget loh. Untuk booking bisa hubungi Pak Kelik (0852-2664-5669).
*Sebenernya bagi gue, ini cukup nyaman dan asik, makanannya juga enak, sesuai sama harga sih, tapi buat kalian yang emang "Kasta"nya beda, (halah..) carilah hotel atau penginapan yang lain, yang mungkin lebih mahal.

3. Makan

Ehm, soal makanan, dari awal menginjakan kaki di Purwokerto kita udah dapet pengalaman bermakna. yang nanti bakal di jelasin lebih lanjut sama Meli, Since she's the one who takes notes about everything, dan gue yang cuma nambel sana sini. yang pasti, disini kita gak bahas tentang makan temen, karna udah pernah, coba di cari artikelnya, bagus lhoo. (numpang iklan) wkwkwk.

Stasiun Purwokerto
Karena kami sampai di stasiun Purwokerto siang hari jadi perut lumayan keroncongan. Awalnya kita galau mau beli makan dimana, atau mau beli roti aja di mini market gitu, tapi berasa gak keganjal perutnya kalau makan begitu doang, jadi kita tanya orang sekitar buat beli makan "berat" (dasar orang endonesah belum ketemu nasi belum makan namanya). Kebetulan di luar stasiun banyak yang jual makan, tapi gue dengan sangat menyesal memilih makan di dekat stasiun. 
Di kolong jembatan ini banyak warung makan, tapi kalo bisa jangan makan disini deh
Pertama, makanannya gak enak. Kedua, ada sebuah warung yang pelayanannya super lamaaaaa (dan rasanya ga enak juga). Ketiga, walaupun harga murah tapi tetep sebaiknya gak usah makan deket stasiun. Ternyata kalau mau sabar sebenarnya ada Warung SS gak jauh dari stasiun (sekitar 5 menit jalan kaki dan ini bukan promosi loh guys).

Dieng dan Sekitarnya
Di dieng sebenarnya kami gak banyak cobain tempat makan karena di losmen Bu Djono sendiri ada restorannya dan makanannya terjangkau banget udah gitu enak. Tapi apalah kalau ke Wonosobo/Dieng gak makan mi ongklok. Well, sebelumnya I have no idea what mi ongklok is? Jadi mi ongklok ini khas Wonosobo yang berupa mi dengan kuah kental dan disajikan dengan sate sapi. Harganya lupa tapi tetep terjangkau kok (sekitar 20 rebu per mangkok kayaknya). Beruntunglah kami disupirin mas Andrei (salah satu staff losmen) karena berkat doi lah kami diantar ke tempat mi ongklok yang enak di Wonosobo *menurut dia dan padahal disamping losmen ada juga yang jualan mi ongklok tapi malah diajak turun ke Wonosobo haha* sekalian beli oleh-oleh khas Dieng. Selain mi ongklok makanan yang jadi favorit kami adalah tidak lain dan tidak bukan yaitu Indomie! Lol. Dan harganya rata-rata 5-10ribu aja.
Mi Ongklok dengan kuah kental, ini masih ada sate sapi tapi gak kefoto :(

Di Dieng ini banyak jajanan juga di tempat wisata-nya. Yang paling banyak sih tukang jamur goreng *my fav >.<*. Ada juga yang jual kentang mini yang dimasak dengan kecap. Jamur goreng, kentang kecap beserta jajanan serupa lainnya cuma 5000 perak sebungkus aja gaesss. 
Kentang dikecapin lumayan buat sarapan
Dan satu lagi guys, kalau ke Dieng jangan lupa cobain Carica, buah yang mirip pepaya tapi dengan ukuran yang lebih kecil. Biasanya carica ini sudah dalam bentuk manisan, tapi ada juga yang jual masih berbentuk buah utuh. Kata ibu-ibu penjualnya kalau kalian mau coba buah carica dimakan sebiji-bijinya *ini gue lupa alesannya kenapa*
Image result for manisan carica
Buah carica yang udah jadi manisan (via google image)
Wah wah, kayanya post ini udah kepanjangan. Buat yang penasaran tempat wisata apa aja yang ada di dieng baca next post aja ya di mari. Semoga info ini bermanfaat and see ya! :D
-Mel

Previous
Next Post »