Viet Nam Part 2: I Left My Heart in Da Lat (Kota Kembangnya Viet Nam)

Halo! It's been a long time ya dari posting terakhir perjalanan gue di Viet Nam haha. I'm so sorry, kesibukan dikantor benar-benar menyita waktu. Okay, di post ini gue bakal melunasi hutang gue. Let's the story begin!



Setelah menempuh perjalanan yang berliku, akhirnya sekitar pukul 18:30 sampai di Da Lat. Tepatnya sampai di pool bus yang gue tumpangi sih. Cuaca di Da Lat mirip-mirip Puncak/Garut yang sejuk banget tapi dingin kalo malem/subuh. Jadi kalo kesini minimal siapin cardigan. Well, buat gue sih dinginnya cucok, gak perlu pake jaket tebel. Tapi gue heran orang sini pake jaketnya udah kayak musim dingin di Eropa hahah. Da Lat ini dikenal sebagai mini Paris dan kota bunga loh guys, pas nyampe langsung disambut bunga-bunga di pinggir jalan dan rumah-rumah yang bergaya parisian gitu deh. What a romantic city!

Da Lat, kota kembangnya Viet Nam

Seperti di post sebelumnya yang sudah gue bilang, dari pool bus ini kalian gak perlu bingung untuk menuju penginapan karena perusahaan bus ini menyediakan shutter van gratis yang siap mengantarkan kalian ke hotel. So, no worries guys. Tinggal tunjukin alamatnya aja sama petugas disana. By the way, selama di Da Lat gue menginap di DaLat Backpacker Hostel milik Mr. Vu yang sudah gue booking jauh-jauh hari, bisa booking lewat situs-situs penyedia bookingan hotel. Buat gue hostel ini recomended guys, nanti akan gue tulis lebih detail di postingan selanjutnya (pe-er lagi nih buat gue).

shuttle minivan gratis dari Futabus (source http://kartikadeyh.blogspot.co.id)
Karena gue sampai di Da Lat malam hari, gue putuskan menghabiskan malam untuk istirahat sekalian itung-itung budget. Dan ternyata duitnya kurang! DANG! Ini semua karena ternyata gue menginap di Da Lat lebih awal satu malam dari yang telah gue rencakan dan gue miskalkulasi *ya, gue tau ini salah gue*, rencana awal yang tadinya mau mampir Mui Ne sekalian terpaksa dibatalkan. Hiks :( Akhirnya gue coba berdikusi sama Mr. Vu wisata mana aja di Da Lat yang murah meriah dan sekalian bayar penginapan di muka (takut duitnya tambah abis karena kepake ini itu). Oh iya FYI: semua penginapan di Viet Nam harus meninggalkan pasport sebagai jaminan. Walaupun udah nego sama pemilik hostel dan berdebat kalau nanti ada apa-apa, doi tetep bilang pasport harus ditinggal dan kalau pun ada apa-apa tinggal telepon ke hostel.

Tadinya sih di Da Lat mau sewa motor biar bebas mau kemana aja. Tarifnya VND250.000 per hari. Tapi berdasarkan informasi dari Mr. Vu kalo kalian gak punya International License aka SIM Internasional, lebih baik gak usah sewa motor. Dia bilang sih "it's ok if you still want to rent a motorcycle as long as you're not meet the police". Intinya sih polisi sana kalo nilang gak ada toleransi dan bakal ribet urusannya. Lagi pula pasti akan kagok karena disana berkendara di sebelah kanan, gak kaya di Indonesia yang di sebelah kiri.

Lalu kita punya beberapa option, bisa naik bus umum tapi warga sana jarang banget yang bisa English kecuali staff penginapan dan kemungkinan nyasar lebih besar. Kedua, pake motorbike tour yang ada di penginapan seharga 17$ (~VND220.000), untuk tempat sudah di rekomendasikan tapi kalau kita mau ke tempat lain juga boleh. Ya, dan gue ambil option kedua untuk hari kedua gue di Da Lat karena travelmate gue gak mau buang-buang waktu nyasar naik bus sedangkan waktu gue disana cuma 2 hari. CUMA loh. Hahaha.

1. Dalat Cathedral

Hari pertama hanya gue habiskan menikmati waktu jalan kaki di sekitar hostel sampai katedral dan Cho Da Lat (pasar) sambil cari makanan. Perhentian pertama adalah Dalat Katedral yang letaknya paling dekat dengan hostel dengan berjalan kaki selama kurang lebih 5 menit.



Setelah cukup puas berfoto dan mengabadikan moment di katedral kami memutuskan untuk lanjut ke Cho Da Lat. Letaknya agak jauh sih dari katedral dengan berjalan kaki, tapi kalian gak akan merasa capek deh kalo jalan kaki disini karena udaranya yang sejuk dan minim polusi. Tapi berjalan kaki membakar kalori yang cukup besar plus gue penasaran kaya apa rasanya mi kuah khas Viet Nam yang bernama Pho itu. Ada salah satu restoran khusus Pho yang gue temui dalam perjalanan menuju Cho Da Lat. Yakin gak yakin disitu ada menu tanpa pork atau engga tapi rasa gak yakin itu kalah dengan rasa penasaran hahaha. Yak you know what next, gue coba memesan Beef Pho yang gue yakin itu adalah daging sapi dan untuk memastikan gue bertanya sama waiternya tapi sayangnya lagi si mbake gak bisa bahasa Inggris jadi kami komunikasi pake bahasa tarzan :|

Pas Pho tersedia di meja, porsinya lumayan besar buat gue ditambah lagi Pho ini disajikan dengan lalapan (daun kemangi, kol, mentimun, etc) dan karena sudah sangat lapar tanpa pikir panjang gue langsung melahap apa yang ada di depan mata gue. Tapi ada yang aneh, rasa dagingnya bukan kaya daging sapi sampai-sampai gue searching bagaimana bentuk dari daging sapi setelah direbus. Lalu gue baru tahu kalau itu ternyata pork aka daging babi. Pantesan rasanya aneh, ternyata susah banget di Da Lat untuk cari makanan halal.Harganya only 45.000VND untuk satu porsi Pho beserta lalapannya dan satu botol kecil mineral water.

Pork Pho beserta pelengkapnya

2. Cho Da Lat (Pasar di Da Lat) 

Sebenernya sih ini cuma pasar tradisional semi modern biasa. Tapi kalau malam lebih ramai, macem pasar malam gitu deh pokoknya. Jika siang hari banyak yang jual buah, pada malam hari di pasar ini banyak penjual souvenir khas Da Lat dan banyak juga stall makanan (warung tenda) dan mini cafe. Yang gak boleh terlewatkan kalo ke pasar ini adalah avocado ice dan berbagai macam jajanan pasar plus ngopi-ngopi cantik di bangku anak TK ala cafe Da Lat hehe. Ps: untuk yang non muslim hati-hati ya kalau mau jajan, kebanyakan jajanan pasar disini pake pork.



Kalian bisa beli baju dan berbagai bahan makanan serta berbagai macam buah-buahan (kebanyakan sih blackberry, strawberry dan alpukat). Buah-buahan disini ukurannya lebih besar daripada di Indonesia loh guys. Selain beli buah atau pakaian, di pasar ini juga menyediakan penyewaan sepeda. Dekat penyewaan sepeda itu juga ada Lotteria, jadi daripada bingung nyari makanan halal lebih baik sih ke Lotteria aja.


Gue sempet mencoba beli blackberry (bukan merk hp loh), as you know pasar tradisional di Jakarta gak ada yang jual blackberry dan gue agak amazed ngeliat di pasar tradisional Da Lat ada yang jual beginian (agak norak ya gw lol). Awalnya gue kira harganya bakal mahal seperti harga blackberry di supermarket Jakarta, ternyata murah bingoooo, only 40.000VND/kg dan gue beli setengah kilo karena gue pikir itu sedikit tapi ternyata setengah kilo itu banyak jadi gak kemakan deh.


Keesokan harinya, gue bersiap-siap untuk memulai city tour Da Lat dengan motorbike tour. Tapi gue cuma ngebonceng aja hahah. Sebelum naik motor, driver yang merangkap sebagai tukang ojek tour guide memasangkan helm, ya memasangkan helm ke kepala gue. Duh, romantis amat yak, boleh dibawa pulang gak bang mwahahah. Helm terpasang, and we're ready for the tour :D

3. Pinggir Jalan (?)

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah suatu tempat di ketinggian di pinggir jalan, dari sini bisa liat landscape kota Da Lat secara keseluruhan. Awalnya gue bingung kenapa gue dibawa ke pinggir jalan, tapi ternyata disitu emang spot buat dapet foto yang bagus bahkan orang lokal pun banyak yang sengaja berhenti dan selfie disitu hihi. Di pinggir jalan itu ternyata di manfaatkan untuk perkebunan kopi juga guys. Kata Bang si tour guide (iye, namanya beneran Bang, dibaca: beng. Bukan bengbeng) Da Lat ini terkenal banget lho kopinya. Kopi-kopi yang di kota lain merupakan hasil distribusi dari Da Lat.

Landscape kota Da Lat dari pinggir jalan entah apa nama jalannya. What a bright sky! :D

4. Linh Phouc Pagoda

Ornamen dinding yang terbuat dari sisa botol bir dan tembikar lainnya

Lanjut tempat kedua, Linh Phouc Pagoda (baca: Lin vuc pagoda). Di kuil ini tidak ada biaya masuk alias free. Jadi ini tuh sebenernya kuil umat Budha (mayoritas warga Viet Nam adalah Budha) dan kuil ini dipakai untuk bersembahyang sehari-hari. Yang menariknya adalah ornamen dinding kuil ini terbuat dari botol bir bekas, mangkuk, gelas, dan serpihan tembikar lainnya. Go green banget ya kuilnya :D
Di kuil ini ada sebuah lonceng besar yang konon katanya permintaan kita akan dikabulkan jika kita menuliskan permintaan tersebut di kertas lalu memasukanya ke dalam sebuah kotak dan memukul lonceng sebanyak 3 kali. Percaya gak percaya sih, tapi worth to try lah sebagai salah satu atraksi pariwisata.

5. Crazy House

Menurut gue sih, menurut gue loh ya, nothing special disini. Crazy house ini merupakan hotel yang arsitektur bangunannya abstrak. Disitu uniknya. Tapi kalau kalian mau kesini tanpa harus menginap bisa kok, cuma bayar VND40.000 per orang. Untuk info lebih lanjut bisa cek dimari

(via crazyhouse.vn)

6. Da Lat Train Station


Di lihat dari luar udah keliatan ya kalo bangunan stasiun ini oldiest dan arsitektur khas Perancisnya kental banget. Walaupun usianya udah lanjut (kayak manula aja) tapi stasiun ini masih beroperasi loh. Yah.. walaupun hanya untuk kepentingan pariwisata. Keretanya pun masih kereta uap jadul yang pake kayu bakar. 

Nah, karena keretanya tua jadi rute perjalanannya cuma Stasiun - Linh Phouc pagoda PP. Untuk naik keretanya gue gak tau harganya berapa, gak sempet liat loket soalnya. Kalau pun memang kalian cuma butuh foto-foto di stasiunnya aja boleh kok dan gak pake tiket masuk. It's free. Bukan cuma ada kereta aja disini guys, tapi di dalam stasiun ini ada gerbong yang difungsikan sebagai cafe juga. Selain itu stasiun ini juga sering dipakai untuk foto pre-weding. Tuh, kurang romantis apa coba.

7. Tuyen Lam Lake



Kesan pertama saat dateng ke danau ini adalah: salah besar kalau kesini gak bawa pasangan! Hihi. Suasananya cukup romantis disini. Iya sih cuma danau doang, tapi viewnya bagus loh. Instagramable kalo kata anak-anak jaman sekarang mah. Selain viewnya yang bagus, udaranya pun segeeer banget. Cocok deh buat nyari inspirasi. Untuk menikmati keindahan Tuyen Lam Lake ini bisa dengan menyewa kapal, tarifnya VND160.000 perorang. Gue sih pilih jalan-jalan di pinggirannya aja biar sehat *padahal sih karena kere lol*. 



8. Truc Lam Zen Monastery

Atmosfer di tempat ini extremely peaceful. Kalian akan merasa sangat nyaman disini karena tempatnya amat sangat menenangkan jiwa (lebay). Truc Lam Zen Monastery ini sebenarnya (yang lagi-lagi) merupakan kuil umat Buddha. Menurut Bang biasanya sih disini banyak biksu/biarawan yang bekerja, tapi entah kenapa saat gue disini sepi banget.



Selain ada kuil untuk bekerja para biarawan disini juga ada kebun bunga yang apik sekali penataannya. Ya gak apik-apik dalam artian apik yang menarik ya, tapi penataannya rapi dan bunganya juga terdiri dari banyak jenis. Ada juga hutan bambu, tapi sayang gak bisa eksplor lebih ke dalam (tempat ini luas loh) karena udah mendung banget. Hiks.



Eh iya, disini juga ada cable car (kereta gantung), niatnya sih mau cobain naik. Tiket return seharga 70.000VND/orang dan tiket one way 50.000VND. Tapi, ternyata cuaca sangat gak mendukung. Gara-gara mendung dan angin kencang jadi cable car ini tidak boleh dioperasikan. Sayang banget :(

9. Local Flower Farm

Da Lat ini terkenal dengan sebutan city of flower salah satunya karena di kota ini banyak perkebunan bunga pada hampir setiap rumah warga lokal. Selain untuk menanam bunga, kebun lokal ini juga dijadikan salah satu tourist attraction dan gratis loh! :D Menurut informasi dari Bang, bunga-bunga dari Da Lat di distribusikan ke berbagai kota di Viet Nam.




Nah guys, itu tadi tempat-tempat yang gue kunjungi sewaktu di Da Lat. Sebenernya masih banyak lagi tempat wisata di Da Lat yang pengen banget gue kunjungi. Datanla Fall salah satunya. Di Datanla Fall ini yang menarik adalah akses menuju air terjun menggunakan mini coaster. Kebayang kan serunya kaya apa, coba googling deh hihi. Selain itu ada juga Flower Garden (mungkin isinya seperti di Taman Bunga Cipanas). Next time kalo gue dapat kesempatan untuk mengunjungi Da Lat lagi semoga gak missed. Amiin.
Previous
Next Post »